Ads

Tetap Bugar di Usia Tua dengan Olahraga Tenis

Daftar Isi [Tampil]


Olahraga merupakan kegiatan yang lumrah dilakukan oleh setiap orang. Kegiatan yang membuahkan hasil baik bagi kesehatan ini banyak sekali jenisnya. Baik yang dilakukan di daratan, di perairan maupun di udara. Namun hasil itu tidak mudah kita dapatkan, tergantung bagaimana kita menerapkan jadwal olahraga sehari-hari. Apakah rutin, atau tidak. Dan sangat baik apabila kita lakukan hal itu sejak dini.
Tenis, dipercaya berasal dari pemain Perancis yang sering menyebut kata ‘Tenez’ yang artinya “Main!” pada saat akan memulai permainan, hingga sekarang dipakai sebagai nama olahraga ini.
 
Olahraga bola kecil ini masuk ke dalam cabang olahraga olimpiade sejak tahun 1896. Namun sebelumnya, kejuaraan tenis pernah di adakan pada tahun 1877. Tenis sempat dikeluarkan dari program Olimpiade setelah 1924 di tengah kekacauan seputar sejumlah isu misalnya dimana harus ditarik garis pemisah antara amatir dan profesional, dan tenis tidak pernah menjadi olahraga yang dipertandingkan pada Olimpiade hingga 1988.
Tenis yang biasanya dimainkan antara dua pemain atau antara dua pasangan masing-masing dua pemain ini, dapat di mainkan oleh siapa saja, bahkan orang yang sedang duduk di kursi roda.

Deden misalnya, bapak berusia 52 tahun ini sangat gemar bermain tennis. Olahraga yang telah terekam pada pahatan tahun 1500 SM ini menjadi sebuah ketertarikan bagi Pak Deden. 

Beliau telah menjadi pelatih tenis dan mencintai olahraga bola kecil ini sejak umur 20 tahun. “Yang saya suka dari olahraga ini adalah kepuasan saat saya memukul bola,” ujarnya. “Ya neng, betul. Tenis kan enak untuk orang tua seperti kami, gak perlu capek, nanti juga bolanya nyamperin sendiri. Jadi kita tinggal nunggu,canda rekannya yang sedang bersiap untuk memulai permainan.

Al-Ma’soem Tennis merupakan tempat dimana pak Deden dan kawan-kawan berlatih dan bermain tenis sehari-hari. Gedung olahraga ini mematok harga 45 ribu rupiah/jamnya. Harga ini cukup terjangkau dibandingkan dengan gedung olahraga tenis lain.
Selain Deden, banyak sekali para orang tua yang bermain tenis disini. “Sekarang permainannya sampai jam 1 siang, dimulai dari jam 7 pagi tadi. Kebetulan sekarang satu grup ada 13 orang,” kata Uni yang baru saja menyelesaikan permainannya. Beliau menambahkan, olahraga yang dilakoninya ini menghabiskan biaya kurang lebih 100 ribu rupiah/bulan.
 
“Itu belum seberapa, tidak terhitung dengan biaya sebelumnya seperti alat-alat, sewa lapangan dan sebagainya,” tambah Hanna, yang juga sangat menyukai tenis.
Hobinya ini yang membuat tubuhnya tetap bugar meskipun kini usianya menginjak 63 tahun. ”Saya suka olahraga ini, olahraga ini indah. Sangat bagus kalau saya menepis bola, seperti melakukan gerakan balet. Sangat indah,” guraunya. Hanna menyukai permainan bola kecil ini sejak umur 23 tahun. 

Selain itu, rekan-rekan pemain tenis yang lain menyatakan bahwa tenis merupakan olahraga pergaulan. Bukan hanya sekedar membuat tubuh tetap sehat atau persaingan. Namun olahraga ini juga mengajarkan sportifitas dan silaturahmi antar orang-orang lanjut usia. Karena mereka sependapat bahwa tenis merupakan olahraga yang cocok bagi usia mereka, yakni 50 tahun ke atas.
 
Tenis menjadi salah satu kegiatan rutin dan gaya hidup mereka hingga saat ini. Tidak ada kata berhenti bagi mereka untuk membuat tubuh mereka tetap sehat dan fit. Tenis sangat membantu dalam perkembangan kesehatan mereka. Tentu saja sangat terlihat berbeda saat membandingkannya dengan para orang tua yang sudah tidak bersemangat lagi untuk berolahraga.

Jadi, bagi Anda para lanjut usia, tetap semangat untuk menjalani kehidupan. Gunakan waktu luang untuk berolahraga. Bagi pemuda-pemudi khususnya, tetap menjaga kebugaran tubuhnya adalah kewajiban. Lakukan olahraga sejak dini, maka kita akan merasakan dampaknya kelak.

Post a Comment

0 Comments