Ads

Anak Ciwidey ini Lulusan Terbaik di UPI, Prisla Kamil

Daftar Isi [Tampil]

Serius Saat di Kelas

Infociwidey.com -  Muhamad Prisla Kamil, S.Pd. adalah lulusan terbaik Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang mengikuti Wisuda Gelombang I, Rabu (16/4/2014), di Gedung Gymnasium Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Laki-laki yang lahir di Bandung, 7 September 1991 ini memang lahir dari keluarga pendidik.

“Saya hidup dan besar di daerah Pasirjambu-Ciwidey, Kabupaten Bandung. Saya dibesarkan dari keluarga yang berkecimpung di bidang pendidikan. Kakek-menek dan ibu saya adalah guru, dan sejak kecil saya sudah menyenangi lingkungan sekolah,” kata Prisla Kamil, Selasa (15/4/2014).

Prisla Kamil mengenyam pendidikan dari SD hingga hingga tingkat SMA di daerah Kabupaten Bandung, SD Cisondari I, SMPN I Pasirjambu dan SMAN I Ciwidey. Tempat tinggalnya merupakan daerah yang baik dan nyaman, hanya relatif jauh dari pusat kota. Itylah sebabnya, ia mengaku “iri” dengan orang kota.

“Namun perasaan inilah yang menjadi salah satu motivasi saya untuk berjuang lebih keras agar suatu saat saya dapat bersaing dengan siapa pun tanpa melihat latar belakangnya, lebih jauh lagi agar suatu saat saya bisa berkontribusi agar daerah tempat saya dibesarkan dapat menjadi daerah yang lebih maju,” ujar Prisla.

Dikatakan, ia sangat menyukai belajar. Belajar adalah fitrah manusia. Belajar membuat seseorang dapat menjadi manusia yang sebenarnya. Dengan prinsip ini, Prisla berhasil menjadi lulusan terbaik di tingkat SMP dan SMA. Ia juga terpilih menjadi wakil sekolah dalam beberapa lomba siswa berprestasi, baik ketika SMP maupun SMA.

“Namun pencapaian ini tidak pernah membuat saya berpuas diri. Karena saya tahu, di tempat lain di Indonesia, apalagi di luar negeri, banyak orang yang lebih hebat dari saya. Masih banyak hal yang saya belum tahu. Sesuai peribahasa, the more you know, the more you realize there’s still much to learn,” ujar Prisla.

Prisla masuk ke Universitas Pendidikan Indonesia melalui jalur PMDK. Jurusan Pendidikan Kimia dipilih karena minatnya untuk menjadi pendidik, ditambah kesenangannya terhadap kimia. “Saya pernah berhasil menjadi juara empat olimpiade kimia SMA tingkat Kabupaten Bandung. Prestasi ini cukup membanggakan bagi sekolah saya pada waktu itu sehingga menjadi pertimbangan saya untuk memilih jurusan pendidikan kimia,” kata Prisla selanjutnya.

Menjadi mahasiswa Pendidikan Kimia UPI merupakan salah satu hal yang selalu dia syukuri. Bukan hanya fasilitas yang membuat dirinya takjub pada waktu itu, karena Gedung FPMIPA-JICA adalah gedung fakultas paling bagus di UPI, namun juga proses perkuliahan yang sangat inspiratif.

Hambatan yang pertama dialami ketika berkuliah di FPMIPA adalah rasa minder ketika melihat rekan-rekan mahasiswa lain yang terlihat sangat cerdas, aktif dan berwawasan luas.

“Namun pada akhirnya saya bisa membuktikan bahwa saya bisa meraih prestasi terbaik di semester pertama dengan IP 4. Walaupun saya berasal dari daerah pinggiran, di daerah Ciwidey, tapi saya bertekad mampu bersaing dengan yang lain. Memang banyak orang meragukan, karena di Ciwidey tidak ada warnet hingga 2008,” ujar Prisla.

Ia bersyukur prestasi semester I tersebut bisa relatif konsisten pada semester-semester berikutnya hingga studi ia selesai dengan IPK 3,90. Hasil tersebut, ditambah dengan predikat lulusan terbaik di SMP dan SMA mungkin membuat orang lain menjulukinya sebagai “si kutu buku”. Namun ia tidak merasa seperti itu, bahkan ia merasa masih mempunyai banyak waktu untuk hal-hal lain.

Prisla Kamil punya cara sendiri belajar dalam bidang akademis, Polanya, sejak dahulu dalam belajar adalah memaksimalkan kegiatan belajar mengajar di kelas. Dia selalu membuat dirinya nyaman ketika belajar di kelas. Dan yang paling penting, dia tidak menyerah ketika ada bagian yang dirasa sulit. Bahkan, dia selalu bertanya dengan segera pada guru dan teman-teman ketika ada yang tidak dipahami, Karena dia rasa akan makin sulit memahami materi ketika belajar sendiri, apalagi jika di kelas tidak memperhatikan guru dengan baik.

“Setelah mengefektifkan proses belajar di kelas, waktu belajar di rumah saya gunakan untuk mengerjakan tugas dan belajar ketika ada ujian. Sehingga waktu senggang dapat saya gunakan untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan OSIS (ketika SMP-SMA), menjalankan dan menghadiri acara-acara Himpunan, serta refreshing dengan melibatkan diri dalam komunitas dari hobi yang saya jalani berupa trading card game,” kata Prisla Kamil.

Prisla juga merupakan mahasiswa aktivis. Ia anggota Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK) UPI yang selama dua periode bekerja di Departmen Akademik dan sempat menjadi Ketua Umum EXPO Kimia UPI 2012, salah satu program eventual terbesar HMK UPI. “Kegiatan ekstrakulikuler, OSIS dan Himpunan Mahasiswa, serta hobi yang memiliki komunitas saya rasakan banyak sekali manfaatnya bagi diri saya. Banyak softskill yang dapat dikembangkan melalui kegiatan tersebut. Ini penting karena saat ini keberhasilan di bidang akademik saja tidak cukup untuk menghadapi tantangan zaman,” ujarnya.

Selain belajar dan mengikuti Himpunan Mahasiswa, beberapa kegiatan yang pernah diikuti ketika belajar di UPI adalah menjadi panitia teknis dalam ICLS 2011 (International Conference of Lesson Study), mengikuti beberapa program kreatifitas seperti PKM-P dan PM-UPI dan menjadi Asisten Laboratorium Praktikum di lingkungan jurusan untuk membantu dosen menjalankan mata kuliah praktikum Kimia Fisika dan praktikum Kimia anorganik.

Bidang kajian yang didalami dalam penelitian skripsinya adalah Literasi Sains, yang secara harfiah berarti “melek” sains yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan sains untuk menjelaskan fenomena yang ditemui. Skripsi Prisla mengembangkan buku ajar berbasis konteks yang dapat digunakan untuk mengembangkan literasi sains siswa SMA, sesuai kompetensi yang dikemukakan PISA (Programme International of Student Assessment).

“Saya berharap, dalam pengerjaan skripsi ini adalah sains, terutama Kimia menjadi lebih dekat dengan siswa. Tidak lagi menjadi pelajaran yang ditakuti, namun menjadi media bagi siswa untuk memahami lingkungan sekitarnya,” ujar Prisla. (WAS)

Terimakasih telah bersedia berkunjung ke Web ini, semoga artikel yang ada disini bisa membantu anda semua Salam, Admin

Post a Comment

0 Comments