Ads

Wisata Spiritual di Gunung Padang Ciwidey

Daftar Isi [Tampil]
Infociwidey.com - Ada tiga nama Gunung Padang terdapat daerah Jawa Barat. Yakni di Cikoneng Kabupaten Ciamis, Gunung Padang di Cianjur yang terkenal dengan situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara dan  di Ciwidey Kabupaten Bandung, tepatnya di daerah Desa Rawabogo.

Sejarah penamaan “Padang” dalam bahasa Indonesia artinya lapangan luas, sedang dalam bahasa Sunda atau Sansakerta artinya terang benderang. 

Gunung Padang Ciwidey berada pada ketinggian 1.224 dpl (di atas permukaan laut), merupakan bagian rangkaian pegunungan Bandung Selatan yang terbentuk pada zaman Miosen

Secara administrasi, Gunung Padang masuk wilayah Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat.

Gunung Padang, diketahui memiliki nama lain,  yakni Pasir Pamipiran yang dijaga oleh kuncen warga asli daerah tersebut bernama Abah Karmo (73)  yang kemudian  diteruskan oleh anak pertamanya, yaitu Bah Undang (53). Abah Karmo dan Bah Undang tinggal di Kampung Ciparigi Desa Rawabogo. 

Menuju ke Gunung Padang bisa dimulai dari desa Rawabogo, perjalanan  ditempuh dengan jalan kaki atau dengan menggunakan ojeg khusus. 

Perjalanan dengan jalan kaki membutuhkan waktu 1-2 jam, dan jika pengunjung ingin menggunakan jasa ojeg khusus, pengunjung membayar Rp 50.000 untuk pulang-pergi. 

Dikatakan ojek khusus karena  bagian ban sepeda motor ojeg dililit rantai dengan tujuan agar tidak mudah tergelincir saat melintasi jalan tanah yang basah dan licin, selama perjalanan pengunjung akan melewati trek hamparan kebun teh, perkebunan sayur , kemudianu memasuki kawasan hutan pinus tepat sebelum gerbang Gunung Padang. 

Bagian unik dari Gunung Padang adalah adanya kawasan batuan berukuran raksasa pada bagian puncak gunung. Menurut penjelasan ilmiah, Gunung Padang  muncul ke permukaan sebagai hasil erupsi dalam atau inner-eruption dari gunung berapi pada masa itu. Batu-batu besar di puncak gunung  berasal dari magma yang membeku akibat perubahan cuaca dalam jangka panjang. 

Ditandai dengan adanya bekas gerakan vertikal sebagai proses erupsi dari batu-batu ini ditunjukkan dengan adanya garis-garis horisontal pada beberapa batu yang lebih kecil yang menandakan bekas gesekan dengan batu lain.

Entah sejak kapan, komposisi bebatuan raksasa itu kemudian oleh masyarakat sekitar jaman dahulu dihubungkan dengan masalah spiritual. Menurut penjelasan kuncen Gunung Padang batu-batu raksasa itu terbagi dalam 17 tingkat yang menyimbolkan siklus atau proses hidup manusia. Batu-batu itu dibagi ke dalam tiga kelompok besar siklus , yaitu tahap A, kelahiran dan masa anak-anak; tahap B, masa dewasa dan tahap C, masa kebijaksanaan.

Di  kelompok A, batu yang disimbolkan sebagai Cikahirupan, batu yang memiliki bentuk cekung seperti wadah sehingga terdapat air, batu lawang saketeng, batu menyerupai gerbang. Batu gerbang ini dilewati saat memasuki Gunung Padang. Kemudian ada batu palawangan ibu ; menggambarkan organ vital ibu tempat bayi lahir. 

Batu paibuan ; batu yang menyimbolkan seorang ibu merawat bayinya. Batu panyipuhan ; batu yang dapat digerus sehingga keluar semacam bedak. Batu poponcoran ; batu yang menyimbolkan proses belajar. Komposisi beberapa batu besar memiliki lorong di bagian dalamnya. Batu panyipuhan dan batu poponcoran dianggap merupakan batu menyimbolkan tahap pendidikan anak.

Batu pada kelompok  B disebut masa dewasa, terdiri dari rangkaian batu-batu raksasa yang disebut batu saadeg, batu gedong peteng, batu karaton, dan batu kutarungu. 

Batu saadeg adalah batu yang berdiri tegak, sedangkan batu karaton terletak pada sisi tebing yang memiliki ceruk, seperti singgasana, batu kaca mempunyai permukaan seperti cermin dan batu kutarungu memiliki bunyi unik apabila dipukul. 

Komplek batu di wilayah Cmenyimbolkan masa kebijaksanaan yang terdiri dari masjid agung, batu bumi agung, batu korsi gading, batu pakuwon Prabu Siliwangi, batu lawang tujuh, batu padaringan/leuit salawe jajar dan puncak manik. Keseluruhannya terdapat 17 batu.

Batu pakuwon Prabu Siliwangi berupa batu kecil yang diatasnya terdapat lekukan sebesar jempol. Di puncak gunung terdapat tiga batu , yaitu masjid agung. 

Dari batu ini pemandangan ke berbagai arah sangat luar biasa. Di arah barat tampak waduk Saguling meliuk-liuk. Jika anda tertarik untuk mengunjungi Gunung Padang  dikenakan biaya masuk alias gratis. 

Pengalaman yang luar biasa akan anda dapatkan disini, bagaimana tidak setelah anda lelah anda akan disuguhkan lukisan alam yang begitu indah .

Terimakasih telah bersedia berkunjung ke Web ini, semoga artikel yang ada disini bisa membantu anda semua Salam, Admin

Post a Comment

0 Comments